KLUET UTARA - Abrasi di kawasan pantai Pasie Kuala Ba’u, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan dilaporkan terus mengganas dan mengancam pemukiman penduduk. Akibatnya, sebanyak 77 Kepala Keluarga (KK) atau 250 jiwa warga Gampong Pasie Kuala Ba’u terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Ekses abrasi pantai Pasie Kuala Ba’u telah menyebabkan air laut naik ke pemukiman penduduk. Akibatnya sebanyak 77 KK atau 250 jiwa sejak Sabtu sore hingga Minggu kemarin terpaksa diungsikan ke tenda yang sudah disediakan BPBD Aceh Selatan,” papar Zaiton Ludny, tokoh masyarakat Kluet Utara, Minggu (7/4).
Dikatakan Zaiton, bila pasang purnama dan angin kencang terus menerjang kawasan tersebut, maka kemungkinan besar abrasi di kawasan tersebut akan bertambah parah. Ia menyontohkan posisi Asrama Ponpes Darusa’adah yang sebelumnya berjarak 20 meter dari bibir pantai kini hanya sekitar 4 meter lagi dengan bibir pantai.
“Kami mohon selamatkan Ponpes dan pemukiman penduduk, dengan cara disegerakan pembangunan tanggul pemecah ombak. Sebab kondisi saat ini sejumlah rumah warga sudah sangat terancam dengan gelombang pasang. Jika Pemerintah lalai, maka lorong Pasie akan menjadi lautan baru,” kata Zaiton Ludny.
Ia juga mengaku Wakil Bupati Terpilih, Kamarsyah SSos MM juga sudah menyalurkan bantuan untuk korban abrasi yang saat ini diungsikan di tenda pengungsian itu. Selaian itu, bantuan masa panik juga sudah datang dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Selatan.
Kepala Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Aceh Selatan, Drs Yahya Azmar MM, yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (7/4) mengaku dirinya juga sudah turun langsung ke lokasi terjadinya bencana banjir dan abrasi tersebut. “Benar, saya sudah turun ke sana, bahkan bantuan massa panik juga sudah kita salurkan untuk semua korban musibah banjir dan abrasi,” kata Yahya Azmar.(tz/SI)
“Ekses abrasi pantai Pasie Kuala Ba’u telah menyebabkan air laut naik ke pemukiman penduduk. Akibatnya sebanyak 77 KK atau 250 jiwa sejak Sabtu sore hingga Minggu kemarin terpaksa diungsikan ke tenda yang sudah disediakan BPBD Aceh Selatan,” papar Zaiton Ludny, tokoh masyarakat Kluet Utara, Minggu (7/4).
Dikatakan Zaiton, bila pasang purnama dan angin kencang terus menerjang kawasan tersebut, maka kemungkinan besar abrasi di kawasan tersebut akan bertambah parah. Ia menyontohkan posisi Asrama Ponpes Darusa’adah yang sebelumnya berjarak 20 meter dari bibir pantai kini hanya sekitar 4 meter lagi dengan bibir pantai.
“Kami mohon selamatkan Ponpes dan pemukiman penduduk, dengan cara disegerakan pembangunan tanggul pemecah ombak. Sebab kondisi saat ini sejumlah rumah warga sudah sangat terancam dengan gelombang pasang. Jika Pemerintah lalai, maka lorong Pasie akan menjadi lautan baru,” kata Zaiton Ludny.
Ia juga mengaku Wakil Bupati Terpilih, Kamarsyah SSos MM juga sudah menyalurkan bantuan untuk korban abrasi yang saat ini diungsikan di tenda pengungsian itu. Selaian itu, bantuan masa panik juga sudah datang dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Selatan.
Kepala Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Aceh Selatan, Drs Yahya Azmar MM, yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (7/4) mengaku dirinya juga sudah turun langsung ke lokasi terjadinya bencana banjir dan abrasi tersebut. “Benar, saya sudah turun ke sana, bahkan bantuan massa panik juga sudah kita salurkan untuk semua korban musibah banjir dan abrasi,” kata Yahya Azmar.(tz/SI)