KLUETMEDIA | Tapaktuan - Usulan sejumlah geuchik (kepala desa) di Aceh Selatan agar tulah mereka dinaikkan menjadi Rp 1,5 juta/bulan dinilai tidak realistis karena belum sesuai dengan beban kerja serta kemampuan penyediaan anggaran oleh Pemkab Aceh Selatan.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Selatan, Zaini Bakri Ssos, Senin (9/12), mengatakan, di satu sisi usulan tersebut sangat baik guna meningkatnya penghasilan para kepala desa tersebut. Namun, di sisi lain, dinilai tidak realistis karena beban kerja kepala desa tidak terlalu berat kecuali soal kemasyarakatan. Untuk urusan administrasi sekarang sudah ditangani oleh Sekdes yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS).
“Sisi baiknya adalah untuk peningkatan kinerja, itu bagus, namun kemampuan daerah belum ada,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah geuchik di Samadua Aceh Selatan, melakukan delegasi ke DPRK Aceh Selatan guna meminta legislatif memperjuangkan kenaikan gaji (tulah) mereka. Selama ini, mereka digaji Rp 1,2 juta/bulan. Para geuchik ini meminta Pemkab Aceh Selatan membayar gaji mereka senilai Rp 1,3 juta-1,5 juta/bulan karena gaji selama ini tidak sesuai dengan kondisi ekonomi dan belum setara upah minimum regional (UMR).
Menurut Zaini Bakri, bila usulan kenaikan upah tersebut direalisasikan, maka sedikitnya Aceh Selatan harus menyediakan anggaran Rp 17 miliar/tahun. Makanya, katanya, pihaknya belum berani merealisasikan permohonan itu kepada Pemkab Aceh Selatan, namun tetap berusaha untuk mendorong kenaikan tersebut.
“Tentu kita tetap berusaha, bila sudah ada kemampuan tentu akan dipenuhi,” katanya. []
sumber: Analisadaily
