sponsor

sponsor

Slider

LINTAS NANGGROE

LINTAS ACEH SELATAN

INFO GURU DAN CPNS

Pasang Iklan Murah Hanya Disini !

INFO PENDIDIKAN

LINTAS ARENA

R A G A M

INFO KAMPUS

Gallery

» » Waspadai Gempa di Segmen Aceh
Redaksi KluetMedia

BANDA ACEH -  Lindu itu datang pada pagi buta, Selasa pekan lalu. Kawasan Mane dan Geumpang di tengah pelukan kawasan Ulu Masen, diguncang hebat. Gempa merusak puluhan rumah. Belasan orang jadi korban, seorang bocah meninggal dunia.

Setelah jeda gempa, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat dua kali gempa terjadi. Gempa pertama berkekuatan 6 skala richter berpusat di 15 kilometer Barat Daya Kota Banda Aceh. Kedalaman gempa 84 kilometer. Dua puluh lima menit kemudian gempa susulan 5,1 skala richter,  kedalaman 16 kilometer pada tempat hampir sama.

Data ini sungguh berbeda dengan dari catatan Badan Geologi Amerikat Serikat atau USGS (United States Geological Survey). BKMG-nya Amerika ini mencatat gempa pertama berkekuatan 5,9 magnitude, kedalaman 16,6 kilometer berpusat  55 kilometer dari Sigli, Pidie. Lalu gempa kedua berekuatan 4,7 magnitude, kedalaman 14,4 kilometer, berpusat 42 kilometer dari Sigli.

Terlepas dari ketidaksamaan data itu, tanpa bermaksud BMKG salah mendata, korban terbanyak gempa subuh itu memang di Mane, Pidie. Dan kita tentu terkejut, di bawah perut bumi Mane dalam pelukan rimba itu masih ada patahan rentan gempa.

Peneliti Geo Hazard Tsunami Disaster Mitigation Research Center Unsyiah, Ibnu Rusdy, mengatakan, gempa kali ini berbeda. Sebelumnya Aceh kerap di-hayak gempa di zona subduksi. Contohnya pada 26 Desember 2004. Lalu ada gempa di kerak samudera dengan mekanisme sesar geser seperti pada 11 April 2012. Gempa kali ini sumbernya bukan di laut. Gempa Mane bersumber di darat akibat pergerakan Sesar Sumatera.

Gempa Sesar Sumatera di segmen Aceh itu, menurut Ibnu, memiliki mekanisme gempa strike slip atau sesar geser. Dari pemetaan titik gempa USGS didapati gempa terjadi di Sesar Sumatera dengan arah jurus (strike) sebesar 308 derajat dari Utara dan kemiringan bidang 70 derajat.

Menurut Ibnu, sejak 1892 telah terjadi 23 kali gempa darat atau sesar di atas 6 Mw di sepanjang Sesar Sumatera. Untuk kawasan Aceh, ada tiga segmen sesar Sumatera: Tripa, Aceh, dan Seulimeum.

Pada segmen Seulimum, pernah terjadi gempa pada 1964 dan 1975. Namun untuk segmen Aceh sangat jarang terjadi.

Lalu, di sepanjang Sesar Sumatera juga sampai kini ada beberapa seismic gap. Maksud dari istilah ini adalah kawasan yang jarang terjadinya gempa. Nah, inilah yang harus diwaspadai bersama. Pasalnya, kata Ibnu, di segmen yang jarang terjadi gempa, ada energi yang belum lepas.

Selain itu, tunjaman lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia tidak tegak lurus melainkan miring sekitar 45 derajat. Kemiringan ini menyebabkan terbentuknya Sesar Sumatra dari Selat Sunda sampai Kepulauan Andaman di barat Aceh. Panjang patahan itu 1.900 kilometer. Patahan  Sumatera oleh ahli ilmu kebumian dibagi kepada 19 segmen mulai dari Sunda, hingga Seulimeum.

Saat gempa subuh lalu terjadi, energi di Segmen Aceh, kawasan Tangse-Mane-Geumpang, lepas. Gempa-gempa susulan sangat dimungkinkan terjadi namun dalam skala lebih kecil. Fakta ini benar adanya. Sejak Selasa pekan lalu, tercatat ada ratusan gempa susulan di Mane. Gempa-gempa ini disebut Ibnu sebagai proses menuju kondisi stabil.

Analisa TDMRC itu setidaknya membuat kita harus awas. Bencana masih mengintai. Gempa darat, walapun tak menimbulkan tsunami, membawa efek cukup berat. Rata-rata gempa darat terjadi di kedalaman yang dekat dengan muka bumi.[de]
sumber: Atjehpost

Tulislah Pendapatmu tentang Artikel diatas.

«
Next
Wamendikbud: Kurikulum 2013 Berlaku Penuh Tahun 2014
»
Previous
Calon Bupati dari Partai Aceh Minta Pemungutan Suara Ulang di Labuhan Haji Barat