BANDA ACEH - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menurut pemerintah mulai berlaku Sabtu (22/6), pukul 00.00WIB, masyarakat Aceh terlihat menyerbu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah.
Masyarakat Kota Banda Aceh memadati stasiun-stasiun yang berada di daerah mereka. Bahkan, akibat membludaknya konsumen ini, sejumlah SPBU di Banda Aceh terpaksa dikawal personel polisi baik dari polsek maupun Polresta Banda Aceh.
Masyarakat Kota Banda Aceh memadati stasiun-stasiun yang berada di daerah mereka. Bahkan, akibat membludaknya konsumen ini, sejumlah SPBU di Banda Aceh terpaksa dikawal personel polisi baik dari polsek maupun Polresta Banda Aceh.
Dari amatan, Jumat (21/6) malam, hingga pukul 21.00 WIB warga masih memadati sejumlah SPBU di Banda Aceh, seperti SPBU Lamteumen, SPBU Simpang Dodik, SPBU Simpang Mesra, SPBU Taman Sari dan SPBU Kuta Alam.
Antrean pengendara baik kendaraan roda dua dan empat sampai memasuki jalan umum sehingga mengakibatkan kemacetan di sekitar SPBU tersebut.
Antrean pengendara baik kendaraan roda dua dan empat sampai memasuki jalan umum sehingga mengakibatkan kemacetan di sekitar SPBU tersebut.
Akibat antrean ini, sejumlah SPBU juga tidak lagi melayani pembelian BBM dengan menggunakan jeriken. Mereka lebih mengutamakan konsumen pemilik kendaraan yang mengantre sejak sore hari.
“Kami tidak dilayani saat membeli karena mereka (petugas SPBU) besok (hari ini) baru bisa melayani pembelian dengan jeriken lagi,” ujar seorang warga yang dijumpai di SPBU Keutapang yang harus pulang dengan menggunakan becak tersebut.
Sejak tersiar akan diumumkannya kenaikan harga BBM, para pedagang eceran pun sudah mulai menghilang sejak kemarin. Mereka terkesan menyimpan BBM yang sudah dibelinya beberapa hari lalu untuk selanjutnya dijual pada saat harga BBM dinaikan pemerintah.
Namun, masih ada juga sejumlah pedagang eceran yang berjualan. Namun, harganya sudah naik mendahului pengumuman pemerintah. Harganya bervariasi, antara Rp7.000-8.000/liter. (ANL/de)
