RAGAM - Penguin masuk dalam kelas Aves, yang berarti hewan ini merupakan "saudara" dari burung. Penguin memiliki sayap, namun mengapa hewan yang berhabitat asli di Kutub ini tidak mampu terbang?
Dilansir ABC, Rabu (22/5/2013), penguin kehilangan kemampuan untuk terbang jutaan tahun lalu. Studi terbaru menjelaskan bagaimana sayap penguin berfungsi untuk mendukung pergerakan dalam air ketimbang untuk terbang.
"Setelah penguin 'menyerah' untuk terbang, perubahan struktur sayap dan ukuran tubuh secara keseluruhan dan bentuk mungkin berubah dengan cepat," kata peneliti University of Missouri-St Louis, Robert Ricklefs. Ia mengatakan, dengan perubahan sayap dan ukuran tubuh ini, sehingga penguin tidak dapat terbang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penguin jauh lebih berisiko untuk diterkam mangsa di air ketimbang di darat. "Sehingga ada seleksi kuat untuk membuat kemampuan berenang dan menyelam penguin seefisien mungkin," tambahnya.
Peneliti berpikir, dengan kemampuan terbang seharusnya penguin lebih aman dari sergapan mangsa. Dengan terbang juga memungkinkan hewan ini untuk cepat sampai di tujuan. Seperti diketahui, penguin Emperor mampu berjalan lebih dari 52 kilometer. Perjalan memakan waktu hingga beberapa hari.
Tony Diamond dari University of New Brunswick di Canada mengungkapkan, meneliti keragaman dari mobilitas burung seperti berjalan, berlari, berenang dan terbang adalah hal menarik. Menurutnya, studi ini bisa mengklarifikasi dan menjelaskan pola evolusi yang rumit.
Rory Wilson of Swansea University di Inggris mengatakan, studi ini akan lebih meyakinkan apabila penguin dibandingkan dengan Auk, yang merupakan burung dari keluarga Alcidae."Beberapa burung memiliki jenis yang sangat berbeda dari bulu yang dapat mempengaruhi hilangnya panas. Hilangnya panas, bisa berdampak pada energi burung ketika terbang dan menyelam," jelasnya. (okezone)
Dilansir ABC, Rabu (22/5/2013), penguin kehilangan kemampuan untuk terbang jutaan tahun lalu. Studi terbaru menjelaskan bagaimana sayap penguin berfungsi untuk mendukung pergerakan dalam air ketimbang untuk terbang.
"Setelah penguin 'menyerah' untuk terbang, perubahan struktur sayap dan ukuran tubuh secara keseluruhan dan bentuk mungkin berubah dengan cepat," kata peneliti University of Missouri-St Louis, Robert Ricklefs. Ia mengatakan, dengan perubahan sayap dan ukuran tubuh ini, sehingga penguin tidak dapat terbang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penguin jauh lebih berisiko untuk diterkam mangsa di air ketimbang di darat. "Sehingga ada seleksi kuat untuk membuat kemampuan berenang dan menyelam penguin seefisien mungkin," tambahnya.
Peneliti berpikir, dengan kemampuan terbang seharusnya penguin lebih aman dari sergapan mangsa. Dengan terbang juga memungkinkan hewan ini untuk cepat sampai di tujuan. Seperti diketahui, penguin Emperor mampu berjalan lebih dari 52 kilometer. Perjalan memakan waktu hingga beberapa hari.
Tony Diamond dari University of New Brunswick di Canada mengungkapkan, meneliti keragaman dari mobilitas burung seperti berjalan, berlari, berenang dan terbang adalah hal menarik. Menurutnya, studi ini bisa mengklarifikasi dan menjelaskan pola evolusi yang rumit.
Rory Wilson of Swansea University di Inggris mengatakan, studi ini akan lebih meyakinkan apabila penguin dibandingkan dengan Auk, yang merupakan burung dari keluarga Alcidae."Beberapa burung memiliki jenis yang sangat berbeda dari bulu yang dapat mempengaruhi hilangnya panas. Hilangnya panas, bisa berdampak pada energi burung ketika terbang dan menyelam," jelasnya. (okezone)