RAGAM - Belum lama ini peneliti mengungkapkan, mereka berhasil menemukan cara baru untuk membuktikan secara cepat dan tepat sistem peringatan dini dari tsunami. Sebuah tim peneliti dari Jerman mengungkapkan bahwa GPS berbasis satelit mampu menawarkan informasi secara detil hanya dalam hitungan menit.
Para peneliti mempercayai bahwa teknologi ini telah mengalami banyak peningkatan, sejak tsunami menghancurkan sebagian besar Jepang pada 2011. Studi mengenai GPS ini telah diterbitkan di Natural Hazards and Earth Systems Sciences.
Sistem peringatan dini tsunami ini menggunakan data seismologi, guna memastikan gelombang energi yang dihasilkan dari pergerakan serta pergeseran lempeng bumi. Demikian dilansir dari BBC, Minggu (19/5/2013).
Menurut para peneliti, sensor GPS yang ditempatkan di garis pantai mampu memberikan analisa secara akurat mengenai gempa bawah air yang berpotensi menggeser permukaan tanah. "Dalam sebuah kasus bernama gempa subduksi, lempengan tanah yang satu akan berada dibawah lempeng lainnya," ujar Peneliti Utama, Dr. Andreas Hoechner.
Kemunculan sistem ini didasari pada tsunami 2011 yang terjadi di Jepang, dimana warga disana sedikit terlambat mendapatkan informasi secara akurat mengenai gempa bawah air.
"Memiliki teknologi yang mampu memperkirakan secara tepat kehadiran tsunami, tentunya merupakan kemajuan yang sangat hebat. Akan tetapi, informasi yang disampaikan pada warga juga merupakan sebuah hal penting, oleh karena itu infrastruktur penyampaian informasi pun harus menjadi fokus negara yang berpotensi mengalami tsunami," tambah Hoechner. (okezone)
Para peneliti mempercayai bahwa teknologi ini telah mengalami banyak peningkatan, sejak tsunami menghancurkan sebagian besar Jepang pada 2011. Studi mengenai GPS ini telah diterbitkan di Natural Hazards and Earth Systems Sciences.
Sistem peringatan dini tsunami ini menggunakan data seismologi, guna memastikan gelombang energi yang dihasilkan dari pergerakan serta pergeseran lempeng bumi. Demikian dilansir dari BBC, Minggu (19/5/2013).
Menurut para peneliti, sensor GPS yang ditempatkan di garis pantai mampu memberikan analisa secara akurat mengenai gempa bawah air yang berpotensi menggeser permukaan tanah. "Dalam sebuah kasus bernama gempa subduksi, lempengan tanah yang satu akan berada dibawah lempeng lainnya," ujar Peneliti Utama, Dr. Andreas Hoechner.
Kemunculan sistem ini didasari pada tsunami 2011 yang terjadi di Jepang, dimana warga disana sedikit terlambat mendapatkan informasi secara akurat mengenai gempa bawah air.
"Memiliki teknologi yang mampu memperkirakan secara tepat kehadiran tsunami, tentunya merupakan kemajuan yang sangat hebat. Akan tetapi, informasi yang disampaikan pada warga juga merupakan sebuah hal penting, oleh karena itu infrastruktur penyampaian informasi pun harus menjadi fokus negara yang berpotensi mengalami tsunami," tambah Hoechner. (okezone)