Salah satu pelaminan adat dianjungan Aceh Selatan | foto:pemkabas |
KLUETMEDIA | BANDA ACEH - Anjungan Kabupaten Aceh Selatan pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, menampilkan tiga model pelaminan adat. Yakni pelaminan etnis Kluet asli dan modifikasi serta pelaminan perpaduan Aceh dan etnis Aneuk Jamee.
Hal ini membuktikan daerah penghasil pala itu, sangat kaya budaya, sehingga tidak heran bila Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono beserta ibu Ani yang meninjau rumah adat Aceh Selatan, seusai pembukaan Jumat lalu, menyatakan kekagumannya.
Keragaman budaya ini mengundang penasaran pengunjung PKA VI yang datang dari seluruh penjuru bahkan dari luar Aceh setiap harinya. Akibatnya anjungan Aceh Selatan selalu ramai dikunjungi bahkan mereka rela antri di pintu masuk untuk dapat melihat isi anjungan. Mereka menyatakan kekagumannya atas keaneka-ragaman budaya di Aceh Selatan.
Setiap potongan hiasan yang terpampang pada pelaminan adat Aceh Selatan memiliki magna. Dimulai dari pondasi yang berbentuk segi empat sebanyak lima bagian, melambangkan shalat wajib lima waktu. “Sedangkan empat sisi melambangkan komponen masyarakat terdiri dari sisi pertama Raja, dua Panglima atau Cerdik Pandai, ketiga Ulama dan sisi keempat adalah rakyat,” kata Teuku Laksama, seorang keturunan Raja di Aceh Selatan, Senin (23/9)
Dijelaskannya, atas pondasi, dibangun susunan sembilan meracu berbentuk segi tiga secara berlawanan. Bentuk segi tiga ini melambangkan peta wilayah Aceh yang lhee sago. Sedangkan sembilan menerangkan jumlah kerajaan besar dan kecil di Aceh pada jaman dahulu berpadu dengan cap sekureung (sembilan).
Sebanyak 17 belas kipas yang mengapit meracu kiri dan kanan melambangkan jumlah rakaat dalam lima sholat wajib sehari semalam bagi muslim dan menggambarkan dayang-dayang bersama rakyat. Kemudian susunan bantal gadang di samping kipas, melambangkan pimpinan/raja yang dikawal, susunan delapan buah buntun kiri dan kanan pelaminan mengartikan delapan lapis langit dan payung kerajaan.
Menurut T.Laksamana beberapa pemagnaan inilah yang membedakan pelaminan adat Aceh Selatan dengan Aceh lainnya, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung PKA. “Jadi tidak asal hias, sedangkan perlengkapan lainnya di uar yang tadi sama dengan Aceh lainnya,” terangnya.
Salah seorang guru di sekolah Fajar Harapan Blang Bintang Ira Susanti, SH mengaku penasaran dan ingin naik ke anjungan. Dia mengaku pelaminan Aceh Selatan beda dengan pelamainan Aceh Besar tempat asalnya, terutama susunan segi tiganya, bagus dan menarik.
Di sisi lain dalam anjungan Aceh Selatan juga terdapat pelaminan Adat Kleut yang juga mewakili perpaduan etnis yang tidak kalah menarik dan meriah. Hampir semua pengunjung merekam dan mengabdikan setiap pelaminan yang ada di anjungan daerah pala itu.(qrt-hum).