seniman ukir dan pahatAceh Selatan | foto:pemkabas |
KLUETMEDIA | BANDA ACEH - Pengukir Aceh dari Kabupaten Aceh Selatan Karlis (54), memberikan apresiasi atas dilaksanakannya lomba seni ukir dan pahat di even PKA-6. Pasalnya melalui event ini, pengukir-pengukir Aceh bisa bangkit kembali.
Dengan diadakan perlombaan ini, maka seniman ukir dan pahat Aceh lambat laun kembali kuat dan nantinya bisa berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional guna memamerkan ukiran motif khas Aceh.
“Jika tidak dimulai dari sekarang kapan lagi,” seru warga Desa Madat Samadua ini, di sela sela lomba ukir dan pahat di taman budaya Banda Aceh, Minggu (22/9).
“Jika tidak dimulai dari sekarang kapan lagi,” seru warga Desa Madat Samadua ini, di sela sela lomba ukir dan pahat di taman budaya Banda Aceh, Minggu (22/9).
Ia berharap, pemerintah hendaknya memperhatikan usaha seniman-seniman seni ukir Aceh yang masih terus eksis dengan profesinya. Agar bisa berkembang tentunya pemerintah dapat mendanai, membina dan memasarkan hasil soufenir tangan seniman aceh.
Dalam lomba ini kabupaten Aceh Selatan memampilkan seni ukir dan pahat bandul yang biasanya dipakai pada ukiran pinggang rumah adat Aceh. Gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) bunga tanjung atau kepula yang dipadukan dengan pucuk rabung serta diikat tali air merupakan ciri khas Aceh Selatan.
“ Motif itulah yang kami tampilkan dalam perlombaan yang harus siap dalam dua hari,” kata Azwar TA penanggung jawab lomba bidang seni ukir dan kaligrafi Aceh Selatan.
Menurut pimpinan Sanggar Cindera Mata Samadua ini, materi berbahan kayu meranti ukuran 40 cm lebar x 40 cm panjang dengan ketebalan 4 cm dibawa sendiri oleh peserta, dan diatas materi tersebut ukiran ditampilkan tanpa merubah bahan dasar. Kemudian alat-alat yang digunakan pun harus tradisional atau tidak memakai peralatan canggih seperti mesin pembuat membuat tali air dan lainnya.
Azwat TA menambahkan tentang keyakinannya, bahwa Aceh Selatan akan memperoleh nomor pada lomba kaligrafi yang berlangsung di musium Tsunami sabtu kemarin, meskipun hasil lomba belum diumumkan.
Pada hari yang sama, kontingen kabupaten Aceh Selatan dibeberapa tempat mengikuti beberapa perlombaan, seperti pertandingan permainan rakyat galah-galah dah enggrang di lapangan tugu Darusaalam serta lomba susun ranup di mesium Tsunami. (qrt-hum)