KLUET TENGAH - Petani Koto Indarung Kluet Tengah Aceh Selatan mengharapkan pihak terakit dapat membantu pembersihan areal persawahan mereka yang tertimbun lumpur serta tunggul kayu pasca banjir yang melanda areal persawahan penduduk, belum lama ini.
Areal persawahan milik puluhan petani Gampong Koto Indarung itu dilaporkan hancur setelah diterjang banjir sehingga tunggul-tunggul kayu hasil penebangan di hulu Sungai Krueng Kluet/Meunggamat berserakan.
Tokoh masyarakat Gampong Koto Indarung, Marzuki, Kamis (14/2) mengatakan, areal persawahan yang disapu banjir tersebut menyisakan tunggul kayu dan timbunan lumpur akibat banjir.
"Di hamparan sawah itu kini terlihat tumpukan tunggul kayu dan lumpur sehingga perlu dibersihkan agar dapat dimanfaatkan kembali. Kami berharap pihak terkait dapat membantu membersihkannya," katanya.
Dia tidak menjelaskan secara rinci berapa kubik sisa kayu dan lumpur yang menimbun tanaman padi petani itu, namun diperkirakan mencapai puluhan ton di areal seluas sekitar 15 hektare itu.
Diungkapkan, pihaknya bersama pimpinan gampong (desa) serta petugas sosial setempat sudah menyampaikan peristiwa itu ke pihak terkait tingkat kabupaten guna diatasi. Kepala BPBD Aceh Selatan, Drs Masdi MM, gagal dihubungi melalui ponselnya yang dalam keadaan padam, Jumat (15/2).
Namun, seorang stafnya membenarkan badan ini sudah menerima laporan bencana alam itu. "Sejauh ini belum tindakan apa-apa, tetapi laporan sudah kami terima menyangkut bencana itu," katanya. (m/de)
Tokoh masyarakat Gampong Koto Indarung, Marzuki, Kamis (14/2) mengatakan, areal persawahan yang disapu banjir tersebut menyisakan tunggul kayu dan timbunan lumpur akibat banjir.
"Di hamparan sawah itu kini terlihat tumpukan tunggul kayu dan lumpur sehingga perlu dibersihkan agar dapat dimanfaatkan kembali. Kami berharap pihak terkait dapat membantu membersihkannya," katanya.
Dia tidak menjelaskan secara rinci berapa kubik sisa kayu dan lumpur yang menimbun tanaman padi petani itu, namun diperkirakan mencapai puluhan ton di areal seluas sekitar 15 hektare itu.
Diungkapkan, pihaknya bersama pimpinan gampong (desa) serta petugas sosial setempat sudah menyampaikan peristiwa itu ke pihak terkait tingkat kabupaten guna diatasi. Kepala BPBD Aceh Selatan, Drs Masdi MM, gagal dihubungi melalui ponselnya yang dalam keadaan padam, Jumat (15/2).
Namun, seorang stafnya membenarkan badan ini sudah menerima laporan bencana alam itu. "Sejauh ini belum tindakan apa-apa, tetapi laporan sudah kami terima menyangkut bencana itu," katanya. (m/de)