Ilustrasi: Warga mandi disungai |
KLUET MEDIA | TAPAKTUAN - Ribuan warga Kota Tapaktuan, Ibukota Kabupaten Aceh Selatan, Minggu (15/9), terpaksa mandi di sungai karena distribusi air dari PDAM Tirta Naga Macet total. Distribusi air macet sejak Minggu pagi yang membuat warga kewalahan untuk memenuhi kebutuhan air.
“Untung saja ini hari Minggu. Anak-anak libur sekolah sehingga tidak terjadi kepanikan,” kata Bu Tina, warga kota.
Belum diketahui penyebab terjadinya kemacetan distribusi air sementara pihak perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Naga Tapaktuan belum dikonfirmasi berhubung libur Minggu kantor tutup.
Warga bingung dan bertanya-tanya karena ketidakjelasan alasan kemacetan. Kebiasaan, jika hujan deras air keruh dan sebagai antisipasi distribusi air distop saat PDAM melakukan upaya penjernihan air. “Kebiasaan begitu, dan jika mulai jalan lagi air sudah terlihat jernih,” kata beberapa warga kota.
Menurut pantauan Minggu petang, ratusan warga kota berduyun-duyun ke pemandian alam Lubuk Simerah. Di sepanjang aliran sungai berada di kaki bukit pinggiran kota Desa Jambo Apha itu terlihat dipenuhi warga yang mandi sore. “Sejak pagi sungai sudah terlihat ramai oleh warga yang mencuci pakaian,” kata Ibu Ros, yang mandi sore bersama suami dan anak-anak.
Di Tapaktuan, warga sudah terbiasa menggantungkan kebutuhan air bersih dari distribusi PDAM. Meskipun sudah dilengkapi instalasi air, namun ada juga sebagian warga yang masih mempertahankan sumur. Saat terjadi kemacetan suplai air kemarin, sebagian warga memanfaatkan air sumur tetangga untuk sekadar cuci piring. “Saya mengambil air sumur tetangga untuk sekadar cuci piring,” kata Nurlita, warga Desa Pasar Tapaktuan.
Warga mengharapkan kondisi ini bisa teratasi segera guna menghindari kesulitan kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk itu, PDAM Tirta Naga serius dalam menyikapi ini dengan melakukan upaya-upaya secepatnya. (ma/anl)
“Untung saja ini hari Minggu. Anak-anak libur sekolah sehingga tidak terjadi kepanikan,” kata Bu Tina, warga kota.
Belum diketahui penyebab terjadinya kemacetan distribusi air sementara pihak perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Naga Tapaktuan belum dikonfirmasi berhubung libur Minggu kantor tutup.
Warga bingung dan bertanya-tanya karena ketidakjelasan alasan kemacetan. Kebiasaan, jika hujan deras air keruh dan sebagai antisipasi distribusi air distop saat PDAM melakukan upaya penjernihan air. “Kebiasaan begitu, dan jika mulai jalan lagi air sudah terlihat jernih,” kata beberapa warga kota.
Menurut pantauan Minggu petang, ratusan warga kota berduyun-duyun ke pemandian alam Lubuk Simerah. Di sepanjang aliran sungai berada di kaki bukit pinggiran kota Desa Jambo Apha itu terlihat dipenuhi warga yang mandi sore. “Sejak pagi sungai sudah terlihat ramai oleh warga yang mencuci pakaian,” kata Ibu Ros, yang mandi sore bersama suami dan anak-anak.
Di Tapaktuan, warga sudah terbiasa menggantungkan kebutuhan air bersih dari distribusi PDAM. Meskipun sudah dilengkapi instalasi air, namun ada juga sebagian warga yang masih mempertahankan sumur. Saat terjadi kemacetan suplai air kemarin, sebagian warga memanfaatkan air sumur tetangga untuk sekadar cuci piring. “Saya mengambil air sumur tetangga untuk sekadar cuci piring,” kata Nurlita, warga Desa Pasar Tapaktuan.
Warga mengharapkan kondisi ini bisa teratasi segera guna menghindari kesulitan kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk itu, PDAM Tirta Naga serius dalam menyikapi ini dengan melakukan upaya-upaya secepatnya. (ma/anl)