Ilustrasi gambar | warta aceh |
KLUET MEDIA | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala akan membuka jurusan pendidikan guru untuk siswa berkebutuhan khusus.
Dekan FKIP Unsyiah, Dr Jufri MSi, mengatakan pembukaan jurusan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti komitmen dari Pemerintah Aceh yang dinilai sangat besar perhatiannya terhadap keberadaan siswa berkebutuhan khusus di Aceh.
Komitmen pembukaan jurusan baru itu muncul dalam seminar pendidikan internasional yang bertajuk International Conference on Special Education 2013 yang berlangsung di ruang serbaguna FKIP Unsyiah, Rabu 4 September 2013. Seminar itu direncanakan akan berlangsung hingga 6 September 2013.
Jufri mengatakan konferensi internasional tersebut ditujukan untuk memberi pemahaman dan motivasi kepada guru, orang tua dan semua orang yang terhubung dengan orang-orang berkebutuhan khusus. Dia mengharapkan semua orang mampu memahami serta bergerak untuk membantu orang-orang berkebutuhan khusus.
“Ini komitmen kita. Saat ini lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di Aceh sangat banyak, tapi tidak ada yang membuka jurusan guru untuk siswa berkebutuhan khusus,” kata Jufri.
Jufri mengatakan Pemerintah Aceh sangat berharap kekosongan ini bisa segera diisi.
“Saat ini sedang kita matangkan persiapannya. Berapa dananya serta hal-hal lain yang dibutuhkan mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” kata Jufri.
Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Profesor Samsul Rizal dalam sambutannya mengatakan keberadaan Unsyiah merupakan urat nadi bagi pendidikan di Aceh.
“Unsyiah merupakan kampus tertua yang ada di Aceh saat ini, sedangkan FKIP adalah fakultas terbesar yang ada di Unsyiah. Oleh karena itu, pendidikan di Aceh sangat bergantung kepada FKIP Unsyiah,” kata Samsul Rizal.
Sebagai rektor Unsyiah, Samsul mengatakan merespon baik penyelenggaraan konferensi internasional dengan mengangkat isu pendidikan khusus.
Dia mengatakan, sebuah negara maju adalah negara yang memperhatikan hal-hal penting seperti penanganan siswa berkebutuhan khusus. “Kita berharap ini dapat ditindaklanjuti. Apalagi kegiatan ini mendatangkan sejumlah pakar pendidikan dari Asia Pasifik,” kata Samsul.
Konferensi pendidikan internasional di FKIP Unsyiah merupakan bagian dari pelaksanaan program Konsorsium Perguruan Tinggi Pendidikan se-Asia Pasifik atau Consortium of Asia Pacific Education Universities (CAPEU).
Universitas Syiah Kuala bertindak sebagai tuan rumah bagi 25 universitas pendidikan yang ada di Asia Pasifik. Kegiatan tersebut dihadiri puluhan profesor pendidikan. Isu yang dibahas dalam konferensi tersebut adalah pendidikan berkebutuhan khusus.(de)
Dekan FKIP Unsyiah, Dr Jufri MSi, mengatakan pembukaan jurusan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti komitmen dari Pemerintah Aceh yang dinilai sangat besar perhatiannya terhadap keberadaan siswa berkebutuhan khusus di Aceh.
Komitmen pembukaan jurusan baru itu muncul dalam seminar pendidikan internasional yang bertajuk International Conference on Special Education 2013 yang berlangsung di ruang serbaguna FKIP Unsyiah, Rabu 4 September 2013. Seminar itu direncanakan akan berlangsung hingga 6 September 2013.
Jufri mengatakan konferensi internasional tersebut ditujukan untuk memberi pemahaman dan motivasi kepada guru, orang tua dan semua orang yang terhubung dengan orang-orang berkebutuhan khusus. Dia mengharapkan semua orang mampu memahami serta bergerak untuk membantu orang-orang berkebutuhan khusus.
“Ini komitmen kita. Saat ini lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di Aceh sangat banyak, tapi tidak ada yang membuka jurusan guru untuk siswa berkebutuhan khusus,” kata Jufri.
Jufri mengatakan Pemerintah Aceh sangat berharap kekosongan ini bisa segera diisi.
“Saat ini sedang kita matangkan persiapannya. Berapa dananya serta hal-hal lain yang dibutuhkan mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” kata Jufri.
Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Profesor Samsul Rizal dalam sambutannya mengatakan keberadaan Unsyiah merupakan urat nadi bagi pendidikan di Aceh.
“Unsyiah merupakan kampus tertua yang ada di Aceh saat ini, sedangkan FKIP adalah fakultas terbesar yang ada di Unsyiah. Oleh karena itu, pendidikan di Aceh sangat bergantung kepada FKIP Unsyiah,” kata Samsul Rizal.
Sebagai rektor Unsyiah, Samsul mengatakan merespon baik penyelenggaraan konferensi internasional dengan mengangkat isu pendidikan khusus.
Dia mengatakan, sebuah negara maju adalah negara yang memperhatikan hal-hal penting seperti penanganan siswa berkebutuhan khusus. “Kita berharap ini dapat ditindaklanjuti. Apalagi kegiatan ini mendatangkan sejumlah pakar pendidikan dari Asia Pasifik,” kata Samsul.
Konferensi pendidikan internasional di FKIP Unsyiah merupakan bagian dari pelaksanaan program Konsorsium Perguruan Tinggi Pendidikan se-Asia Pasifik atau Consortium of Asia Pacific Education Universities (CAPEU).
Universitas Syiah Kuala bertindak sebagai tuan rumah bagi 25 universitas pendidikan yang ada di Asia Pasifik. Kegiatan tersebut dihadiri puluhan profesor pendidikan. Isu yang dibahas dalam konferensi tersebut adalah pendidikan berkebutuhan khusus.(de)
sumber: AtjehLINK