TAPAKTUAN - Aceh Selatan ditunjuk sebagai wilayah sentra tanaman jagung Indonesia pada 2013 dengan target luas tanam 13.000 hektar dengan asumsi kucuran dana total mencapai Rp 65 miliar. Aceh Selatan ditetapkan sebagai melaksanakan program nasional ini bersama Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Kabupaten Gayo Lues.
Bupati Aceh Selatan H.Teuku Sama Indra,SH, melalui Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Darman,SP Rabu (3/7) mengungkapkan, kepastian ditetapkannya Aceh Selatan sebagai sentra tanaman jagung untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional, itu disampaikan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Dr.Ir.Anggoro Kasih Nugroho dalam pertemuan di Aula Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Aceh di Banda Aceh, Sabtu (29/6) lalu.
Darman menghadiri pertemuan itu di Banda Aceh dengan terbang langsung dari Jakarta begitu selesai melaksanakan misi yang dipimpin Bupati HT Sama Indra dalam upaya menggaet bantuan dari sejumlah kementerian yang digambarkan mendapat respons positif, termasuk dicapainya kesepakatan kerja sama di bebagai bidang dengan lembaga Institut Pertanian Bogor (IPB).
Misi yang dirintis Sama Indra, sebagaimana dijelaskan kepada wartawan dalam jumpa pers di kediaman bupati, dinilai penting dan mendesak. “Tak ada waktu untuk berleha-leha, makanya usai melantik pejabat yang dimutasikan, saya bersama beberapa kepala dinas terkait terbang langsung ke Jakarta via Medan,” ungkap Sama Indra.
Menekan Impor Jagung
Bupati melalui Darman kepada redaksi menjelaskan dalam pertemuan di Banda Aceh Sabtu lalu itu, Dirjen Tanaman Pangan Anggoro Kasih Nugroho, Dirjen Padi dan Palawija, Dirjen Ubi dan Kacang-kacangan besera sejumlah pejabat terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. “Kementerian Pertanian menggulirkan progam ini terkait upaya menekan impor jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional,” katanya.
Dijelaskan, dalam kaitan itu, pemerintah merasa perlu memacu produksi jagung nasional dengan menetapkan kawasan yang dipilih sebagai sentra tanam komoditas jagung. Ada empat provinsi yang ditetapkan untuk tujuan dimaksud, yaitu, Provinsi Aceh, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Gorontalo. “Dan untuk Aceh, ditetapkan empat kabupaten sentra pengembangan tanaman jagung. Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Gayo Lues,” kata Darman.
Disebutkan, Indonesia saat ini masih mengimpor jagung sebanyak 1,5 juta ton pertahun untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dengan target luas tanam 13 ribu hektar, tahun 2013 ini Aceh Selatan diharapkan mampu menyumbang kebutuhan jagung nasional sebanyak 95 ribu ton dengan perkiraan produksi seperti yang pernah dilaksanakan selama ini adalah 7 ton/hektar.
Dalam pertemuan itu, telah dicapai pula kesepakatan bersama Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh, Ir.Gazali Adami, Badan Ketahanan Pangan Aceh dan BUMN terkait; antara lain, Direktur PT Pertani, Sanghiang Sri, Direktur Pemasaran Dewan Pakan Ternak, PT PIM dan Petro Kimia, Kanwil BRI Aceh, Bank Syariah Mandiri Aceh,
Catatan Analisa, Menteri Pertanian (Mentan) Suswono sebelumnya mengharapkan Kabupaten Aceh Selatan diyakini mampu mengambil pernanan bersama daerah lain di tanah air dalam memenuhi kebutuhan jagung nasional. Peluang ini cukup besar mengingat luasnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas jagung, apalagi setelah melihat hasil yang dicapai pada program 2011 lalu mencapai 8 ton/hektar.
Suswono mengungkapkan itu Rabu (28/3) dalam pidatonya usai melakukan panen jagung di Desa Pinto Rimba, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Terkait soal pemasaran hasil, Mentan siap membantu dengan melibatkan pelaku pasar, seperti pengusaha pakan ternak dengan sistem kontrak sehingga stabilitas harga tetap terjami dan petani tidak terperangkan dalam cengkeraman para tengkulak. (ma/anl)
