TAPAKTUAN - Kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir yang melanda hampir seluruh kawasan Aceh Selatan diperkirakan mencapai Rp120 miliar. Kerugian paling besar dialami sektor pertanian dan perkebunan serta pemukiman yang mencapai Rp100 miliar.
Kepala Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja Aceh Selatan, Drs H Yahya Azmar MM, di Tapaktuan, Kamis (16/5), mengungkapkan, dari data sementara ribuan hektare areal pertanian dan perkebunan rusak total. Di antara areal itu, terdapat tanaman padi, palawija dan tanaman perkebunan yang bakal panen.
Selain itu, ribuan ekor ternak berupa itik, ayam, kerbau dan lembu/sapi milik warga Aceh Selatan musnah dibawa arus sungai banjir setinggi 1-3 meter. “Perkiraan saya dan dari data sementara tidak kurang terjadi kerugian mencapai Rp120 miliar, belum termasuk infrastruktur pertanian, perkebunan, perhubungan dan lain-lain,” katanya.
Selain kerugian di bidang pertanian dan perkebunan, kerugian lain adalah hilangnya harta benda penduduk. Bahkan, terdapat sejumlah rumah yang roboh dan hanyut dibawa banjir besar itu.
Disebutkan, kerugian yang dialami warga bukan saja dalam bentuk materi tetapi secara psikologi. Sebagian masyarakat trauma melihat fenomena alam tersebut.
Bahkan, sempat terjadi pengungsian secara besar-besaran yang terkonsentrasi di sejumlah titik di kawasan Kluet Raya, Bakongan dan Trumon dan sekitarnya.
Jumlah warga mengungsi semula mencapai 10.000 jiwa lebih yang secara berangsur-angsur menyusut jumlahnya menyusul membaiknya kondisi lingkungan mereka.
Diungkapkan, guna mengurangi beban warga korban, Pemkab Aceh Selatan telah menyalurkan sedikitnya 12 ton beras, ribuan kotak mi instan, air mineral, susu kaleng, minyak goreng, dan bantuan dalam bentuk natura lainnya.
“Banjir kali ini memang sangat besar, sehingga penanganannya harus komprehensif,” katanya seraya menyebutkan pihaknya akan melakukan evaluasi dan sekaligus melakukan kordinasi pascabanjir tersebut.(analisa)
Kepala Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja Aceh Selatan, Drs H Yahya Azmar MM, di Tapaktuan, Kamis (16/5), mengungkapkan, dari data sementara ribuan hektare areal pertanian dan perkebunan rusak total. Di antara areal itu, terdapat tanaman padi, palawija dan tanaman perkebunan yang bakal panen.
Selain itu, ribuan ekor ternak berupa itik, ayam, kerbau dan lembu/sapi milik warga Aceh Selatan musnah dibawa arus sungai banjir setinggi 1-3 meter. “Perkiraan saya dan dari data sementara tidak kurang terjadi kerugian mencapai Rp120 miliar, belum termasuk infrastruktur pertanian, perkebunan, perhubungan dan lain-lain,” katanya.
Selain kerugian di bidang pertanian dan perkebunan, kerugian lain adalah hilangnya harta benda penduduk. Bahkan, terdapat sejumlah rumah yang roboh dan hanyut dibawa banjir besar itu.
Disebutkan, kerugian yang dialami warga bukan saja dalam bentuk materi tetapi secara psikologi. Sebagian masyarakat trauma melihat fenomena alam tersebut.
Bahkan, sempat terjadi pengungsian secara besar-besaran yang terkonsentrasi di sejumlah titik di kawasan Kluet Raya, Bakongan dan Trumon dan sekitarnya.
Jumlah warga mengungsi semula mencapai 10.000 jiwa lebih yang secara berangsur-angsur menyusut jumlahnya menyusul membaiknya kondisi lingkungan mereka.
Diungkapkan, guna mengurangi beban warga korban, Pemkab Aceh Selatan telah menyalurkan sedikitnya 12 ton beras, ribuan kotak mi instan, air mineral, susu kaleng, minyak goreng, dan bantuan dalam bentuk natura lainnya.
“Banjir kali ini memang sangat besar, sehingga penanganannya harus komprehensif,” katanya seraya menyebutkan pihaknya akan melakukan evaluasi dan sekaligus melakukan kordinasi pascabanjir tersebut.(analisa)
