SPBU Geulumbuk - Kluet Selatan |
KLUET MEDIA | KLUET SELATAN - Warga Kecamatan Kluet Selatan dan sekitarnya di Kabupaten Aceh Selatan berharap agar SPBU 14 236422 di Gampong Geulumbuk, Kluet Selatan segera dioperasikan kembali. Masalahnya, sejak SPBU tersebut tutup pada Juli 2013 lalu, masyarakat setempat terpaksa membeli premium atau solar pada pengecer dengan harga yang lebih mahal dari harga di SPBU. Sementara pemilik SPBU dimaksud, H Syarkawi Ibrahim mengaku masih dalam pengurusan.
H Rustam SE MM, salah seorang tokoh masyarakat Kluet, Sabtu (14/9/2013) mengaku, untuk memenuhi kebutuhan BBM, masyarakat Kluet Raya terpaksa membelinya pada pedagang eceran di sekitar SPBU dimaksud. Kondisi tersebut menurutnya cukup membebani dan membuat masyarakat menjerit. Pasalnya, harga minyak yang semestinya di SPBU bisa diperoleh Rp 6 ribu/liter, namun di tingkat pedagang eceran mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu/liter.
“Kondisi seperti ini tentu harus disikapi serius oleh pihak Pertamina, karena kehadiran SPBU tersebut diharapkan bisa meringankan masyarakat dan mempermudah masyarakat untuk memperoleh BBM dengan harga sesuai ketetapan. Apalagi SPBU Geulumbuk tersebut sudah lama tidak beroperasi. Hal ini tentunya sudah menjadi alasan kuat bagi Pertamina untuk mengalihkan izin operasional SPBU ke pihak lain,” papar H Rustam.
Di tempat terpisah, anggota DPRK Aceh Selatan, Deni Irmansyah ST mengaku dalam waktu dekat pihaknya akan menyurati Pertamina Banda Aceh dan pemilik SPBU tersebut untuk segera mengoperasikan SPBU dimaksud. “Suratnya sudah kita konsep, dan Insya Allah, Senin ini sudah kita kirim ke Pertamina Banda Aceh dan kepada Pemilik SPBU tersebut,” kata Deni Irmasnyah.
H Rustam SE MM, salah seorang tokoh masyarakat Kluet, Sabtu (14/9/2013) mengaku, untuk memenuhi kebutuhan BBM, masyarakat Kluet Raya terpaksa membelinya pada pedagang eceran di sekitar SPBU dimaksud. Kondisi tersebut menurutnya cukup membebani dan membuat masyarakat menjerit. Pasalnya, harga minyak yang semestinya di SPBU bisa diperoleh Rp 6 ribu/liter, namun di tingkat pedagang eceran mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu/liter.
“Kondisi seperti ini tentu harus disikapi serius oleh pihak Pertamina, karena kehadiran SPBU tersebut diharapkan bisa meringankan masyarakat dan mempermudah masyarakat untuk memperoleh BBM dengan harga sesuai ketetapan. Apalagi SPBU Geulumbuk tersebut sudah lama tidak beroperasi. Hal ini tentunya sudah menjadi alasan kuat bagi Pertamina untuk mengalihkan izin operasional SPBU ke pihak lain,” papar H Rustam.
Di tempat terpisah, anggota DPRK Aceh Selatan, Deni Irmansyah ST mengaku dalam waktu dekat pihaknya akan menyurati Pertamina Banda Aceh dan pemilik SPBU tersebut untuk segera mengoperasikan SPBU dimaksud. “Suratnya sudah kita konsep, dan Insya Allah, Senin ini sudah kita kirim ke Pertamina Banda Aceh dan kepada Pemilik SPBU tersebut,” kata Deni Irmasnyah.
Terkait dengan kondisi tersebut, Pemilik SPBU Geulumbuk, H Syarkawi Ibrahim via telpon selulernya mengaku masih dalam pengurusan. “Belum bisa saya jawab, sebab sekarang masih dalam pengurusan,” katanya singkat.
Sebelumnya, pada Senin 15 Juli 2013, SPBU itu ditutup beberapa waktu terdahulu, Syarkawi mengaku SPBU itu akan direnovasi. “Insya Allah, pekan depan ini sudah beroperasi kembali,” katanya.
Menyangkut semakin banyaknya pedagang eceran di sekitar lokasi SPBU tersebut, Syarkawi mengatakan BBM yang dijual tersebut bukan dari SPBU miliknya, melainkan BBM yang dibeli di SPBU lain.(tz/serambi)
Sebelumnya, pada Senin 15 Juli 2013, SPBU itu ditutup beberapa waktu terdahulu, Syarkawi mengaku SPBU itu akan direnovasi. “Insya Allah, pekan depan ini sudah beroperasi kembali,” katanya.
Menyangkut semakin banyaknya pedagang eceran di sekitar lokasi SPBU tersebut, Syarkawi mengatakan BBM yang dijual tersebut bukan dari SPBU miliknya, melainkan BBM yang dibeli di SPBU lain.(tz/serambi)