JAKARTA - Banjir bandang yang melanda berbagai kawasan di Aceh, harus menjadi momentum bagi Gubernur Aceh menghentikan operasi pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin.
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Elfian Effendi menyatakan hal itu menanggapi banjir bandang yang mengantam Singkil, Nagan Raya, Aceh Tengah, Pidie dan Pidie Jaya.
“Saya kira ini saat tepat bagi gubernur meninjau seluruh pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin,” kata Elfian, Senin (13/5) di Jakarta.
Ia mengatakan, saat ini terdapat operasi pertambangan tanpa izin di kawasan hutan seluas lebih dari 700 ribu hektar, serta perkebunan sawit yang berada dalam kawasan hutan yang belum mengantongi izin pelepasan kawasan hutan oleh menteri kehutanan.
Menurut Elfian, Gubernur Aceh yang pernah menetap lama di negara skandinavia, harus berani menjaga dan melestarikan hutan Aceh. “Ekologi Aceh sangat memprihatinkan, karenanya harus menjadi perhatian, terutama pemerintah Aceh,” tukas Elfian Effendi.
Elfian mengimbau agar gubenur ikut bermalam di tempat pengungsian terutama di Nagan Raya dan Singkil yang dilaporkan banjir bandang kali ini merupakan yang terparah sejak satu dekade terakhir.
Secara terpisah Forum Seniman Hijau yang dimotori sejumlah seniman Indonesia menyerukan agar dilakukan penyelamatan hutan Aceh.
“Kami pro perbaikan lingkungan. Kami kontra kerusakan lingkungan. Kami pasti perangi para perusak lingkungan,” demikian antara lain bunyi pernyataan sikap Forum Seniman Hijau. (tribunnews)
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Elfian Effendi menyatakan hal itu menanggapi banjir bandang yang mengantam Singkil, Nagan Raya, Aceh Tengah, Pidie dan Pidie Jaya.
“Saya kira ini saat tepat bagi gubernur meninjau seluruh pertambangan dan perkebunan sawit tanpa izin,” kata Elfian, Senin (13/5) di Jakarta.
Ia mengatakan, saat ini terdapat operasi pertambangan tanpa izin di kawasan hutan seluas lebih dari 700 ribu hektar, serta perkebunan sawit yang berada dalam kawasan hutan yang belum mengantongi izin pelepasan kawasan hutan oleh menteri kehutanan.
Menurut Elfian, Gubernur Aceh yang pernah menetap lama di negara skandinavia, harus berani menjaga dan melestarikan hutan Aceh. “Ekologi Aceh sangat memprihatinkan, karenanya harus menjadi perhatian, terutama pemerintah Aceh,” tukas Elfian Effendi.
Elfian mengimbau agar gubenur ikut bermalam di tempat pengungsian terutama di Nagan Raya dan Singkil yang dilaporkan banjir bandang kali ini merupakan yang terparah sejak satu dekade terakhir.
Secara terpisah Forum Seniman Hijau yang dimotori sejumlah seniman Indonesia menyerukan agar dilakukan penyelamatan hutan Aceh.
“Kami pro perbaikan lingkungan. Kami kontra kerusakan lingkungan. Kami pasti perangi para perusak lingkungan,” demikian antara lain bunyi pernyataan sikap Forum Seniman Hijau. (tribunnews)