JAKARTA - Penerapan pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia di nilai masih gagal membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa. Maraknya berbagai fenomena kasus kekerasan seksual terhadap anak usia sekolah dan maraknya kenakalan remaja menjadi indikator gagalnya pendidikan karakter tersebut.
“Menurut Saya saat ini di Indonesia sudah dalam kondisi “Darurat Moral baik”, kata Anggota Komisi X Herlini Amran di Komplek DPR Senayan, Jakarta, Selasa (05/03).
Pemerintah masih kata Herlini, harus segera melakukan evaluasi yang komperhensif terkait pelaksanaan pendidikan karakter atau muatan moral yang mengejawantahkan sistem pendidikan nasional.
Komisi Nasional Perlindungan Anak melansir Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak yang terjadi di sekolah Persentasenya nomor dua setelah kekerasan Seksual terhadap anak di Rumah. Berdasarkan data kasus aduan kekerasan terhadap anak selama 2012, dari 2.637 aduan yang masuk, sekitar 60 persennya merupakan kasus kekerasan seksual.
Dalam kaca pandang Herlini, penguatan moral anak bangsa adalah tujuan pendidikan nasional yang hakiki. “Jika tawuran pelajaran masih marak, kekerasan seksual di kalangan siswa terus meningkat, saya kira pemerintah belum berhasil menyelenggarakan pendidikan nasional,” tegas Herlini.
Menurut Legislator Perempuan PKS ini, evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sangat berguna untuk memastikan persiapan implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 nanti. Hal ini mencakup anggaran dan strategi pembelajaran terkait penguatan moral siswa. Pelaksanaan Pendidikan Karakter juga haruslah berbasis keteladanan guru dan melibatkan peran orang tua siswa.
Padahal, “Tahun 2012 saja, Anggaran terkait Program Pendidikan Karakter mencapai 100 miliar lebih” ujarnya.
Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah merekapasitasi aspek moral para pendidik itu sendiri, “Output kurikulum 2013 adalah mencetak siswa yang berkarakter, sehingga sangatlah penting semua aspek keguruan untuk segera direkapasitasi oleh Kemendikbud sebelum Kurikulum 2013 di jalankan,” imbuhnya.
Perlu diketahui, anggaran Kurikulum 2013 yang mencapai Rp 2,49 triliun, untuk anggaran pelatihan guru sebesar Rp 1,09 triliun yang diperuntukkan 700 ribu lebih guru, kepala sekolah, dan pengawas, dengan waktu pelatihan 3-5 hari pertemuan. Herlini mengatakan bahwa anggaran sebesar itu untuk pelatihan guru tersebut harus memiliki output yang jelas.
“Kemendikbud juga harus berani menjamin pasca Pelatihan Pendidik, mereka memiliki integritas moral yang baik di sekolah nanti. Jangan cuma kompeten menyampaikan materi textbook, tapi dalam perilaku keseharian nya tidak menjadi teladan moral yang baik kepada peserta didiknya,” pintanya.
Anggota DPR asal Wilayah Pemilihan Kepulauan Riau itu berharap tahun ini menjadi tahun “Darurat Moral Baik”, Momentun Perubahan Kurikulum baru kedepannya diharapkan menjadi momentum evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia di nilai masih gagal membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa.(sabili)
“Menurut Saya saat ini di Indonesia sudah dalam kondisi “Darurat Moral baik”, kata Anggota Komisi X Herlini Amran di Komplek DPR Senayan, Jakarta, Selasa (05/03).
Pemerintah masih kata Herlini, harus segera melakukan evaluasi yang komperhensif terkait pelaksanaan pendidikan karakter atau muatan moral yang mengejawantahkan sistem pendidikan nasional.
Komisi Nasional Perlindungan Anak melansir Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak yang terjadi di sekolah Persentasenya nomor dua setelah kekerasan Seksual terhadap anak di Rumah. Berdasarkan data kasus aduan kekerasan terhadap anak selama 2012, dari 2.637 aduan yang masuk, sekitar 60 persennya merupakan kasus kekerasan seksual.
Dalam kaca pandang Herlini, penguatan moral anak bangsa adalah tujuan pendidikan nasional yang hakiki. “Jika tawuran pelajaran masih marak, kekerasan seksual di kalangan siswa terus meningkat, saya kira pemerintah belum berhasil menyelenggarakan pendidikan nasional,” tegas Herlini.
Menurut Legislator Perempuan PKS ini, evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sangat berguna untuk memastikan persiapan implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 nanti. Hal ini mencakup anggaran dan strategi pembelajaran terkait penguatan moral siswa. Pelaksanaan Pendidikan Karakter juga haruslah berbasis keteladanan guru dan melibatkan peran orang tua siswa.
Padahal, “Tahun 2012 saja, Anggaran terkait Program Pendidikan Karakter mencapai 100 miliar lebih” ujarnya.
Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah merekapasitasi aspek moral para pendidik itu sendiri, “Output kurikulum 2013 adalah mencetak siswa yang berkarakter, sehingga sangatlah penting semua aspek keguruan untuk segera direkapasitasi oleh Kemendikbud sebelum Kurikulum 2013 di jalankan,” imbuhnya.
Perlu diketahui, anggaran Kurikulum 2013 yang mencapai Rp 2,49 triliun, untuk anggaran pelatihan guru sebesar Rp 1,09 triliun yang diperuntukkan 700 ribu lebih guru, kepala sekolah, dan pengawas, dengan waktu pelatihan 3-5 hari pertemuan. Herlini mengatakan bahwa anggaran sebesar itu untuk pelatihan guru tersebut harus memiliki output yang jelas.
“Kemendikbud juga harus berani menjamin pasca Pelatihan Pendidik, mereka memiliki integritas moral yang baik di sekolah nanti. Jangan cuma kompeten menyampaikan materi textbook, tapi dalam perilaku keseharian nya tidak menjadi teladan moral yang baik kepada peserta didiknya,” pintanya.
Anggota DPR asal Wilayah Pemilihan Kepulauan Riau itu berharap tahun ini menjadi tahun “Darurat Moral Baik”, Momentun Perubahan Kurikulum baru kedepannya diharapkan menjadi momentum evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia di nilai masih gagal membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa.(sabili)