Bendera Provinsi Aceh yang semula disepakati berwarna merah dengan gambar bulan sabit dan bintang, serta pedang dengan tulisan berbahasa Arab. |
BANDA ACEH - Gubernur Aceh Zaini Abdullah sempat meminta masukan dari berbagai tokoh Indonesia terkait pembahasan bendera dan lambang Aceh. Pertemuan itu digelar di Hotel Sultan, Jakarta, medio Desember tahun lalu.
Bersama mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid, Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso, dan mantan menteri sekretaris negara Yusril Ihza Mahendra, dan anggota DPR RI dari Aceh Nasir Djamil dilangsungkanlah penyusunan bendera Aceh.
Dari foto pertemuan yang didapat Republika, Zaini Abdullah tampak semringah ketika menunjukkan model bendera berlatar belakang warna merah dengan simbol bintang dan bulan sabit, serta kaligrafi Arab membentuk simbol pedang di bagian bawah.
Dia juga sempat mengacungkan jempol seperti tanda setuju dengan bendera yang diusulkan para tokoh yang diundangnya. Bendera itu mirip dengan kesultanan yang pernah jaya di Aceh, kerajaan Samudra Pasai.
Dalam pembahasannya selanjutnya, menurut Nasir, entah mengapa sepertinya terjadi kebuntuan komunikasi antara pemerintah pusat dan Aceh. Sehingga, tanpa diduga Pemprov Aceh mengesahkan bendera GAM sebagai bendera resmi Provinsi Aceh.(ROL)