Penilaian guru di rapor sangat krusial dalam penentuan masuk-tidaknya siswa ke PTN.
JAKARTA - Nilai rapor siswa menjadi penentu utama dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2013. Karena itu, guru dan kepala sekolah diminta bersikap profesional dalam memberikan nilai kepada siswa. Tidak boleh ada manipulasi atau katrol nilai agar siswanya bisa diterima di sebuah PTN.
Ketua Bidang Teknologi Informasi dan Pelaksanaan SNMPTN 2013 Herry Suhardiyanto mengatakan, terjadi perdebatan sangat keras di kalangan rektor-rektor PTN terkait validitas nilai rapor. Namun, para rektor akhirnya sepakat memberi kepercayaan kepada guru dengan tetap menguji nilai rapor siswa berdasarkan peringkat sekolah dan prestasi alumni.
“Nilai siswa adalah ukuran evaluasi yang bersangkutan. Itu adalah cerminan prestasi siswa. Kalau guru memanipulasi justru itu wujud tidak bertanggung jawab kepada anak didiknya,” kata Herry yang merupakan rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) saat seminar berjudul Jalan Menuju PTN 2013, Begin Your Success Today yang digelar oleh Bimbingan Tes Alumni (BTA) Grup SMAN 8 Jakarta, Minggu (3/2).
Herry mengakui bobot nilai siswa di suatu sekolah belum tentu sama dengan sekolah lain. Dia mencontohkan nilai delapan di sekolah A tidak sama dengan nilai delapan di sekolah B. Oleh karena itu, penerimaan SNMPTN 2013 tidak hanya mengandalkan nilai rapor tetapi juga hasil ujian nasional (UN) dan secara khusus indeks prestasi (IP) alumni dari sekolah yang bersangkutan.
“Para rektor PTN sepakat untuk membuat database nilai secara nasional, termasuk berisi prestasi alumni di PTN. Kami akan saling berbagi informasi prestasi alumni. Data ini akan sangat berharga sekali,” ujarnya.
Herry mengatakan, IPB cukup teruji dalam menggelar ujian masuk lewat jalur undangan. Sebab, IPB sudah menerapkan jalur undangan selama 30 tahun. Dalam SNMPTN 2013, IPB menerima 60 persen siswa dari jalur undangan, 30 persen dari jalur Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan 10 persen dari ujian mandiri. Penerimaan siswa ke IPB lewat jalur undangan ditentukan oleh nilai rapor dan data prestasi alumni dan sekolah yang disusun dalam Peringkat Akademik (Perak). IPB mencatat prestasi 1.500 sekolah di dalam data Perak.
“Lewat Perak, kami bisa memperkirakan siswa dari sekolah mana saja yang bisa diterima di IPB,” kata Herry.
Sementara itu, menurut Pendiri BTA Grup dan anggota Komite Sekolah SMAN 8 Sugihardjo, perubahan mekanisme dalam SNMPTN 2013 tidak berpengaruh kepada popularitas bimbingan belajar (bimbel). Meskipun SNMPTN 2013 sepenuhnya memakai jalur undangan, namun PTN tetap memiliki jalur SBMPTN dan ujian mandiri yang sifatnya tertulis. Selain itu, bimbel juga berperan untuk membantu siswa menyerap pelajaran di kelas.
“Kami memang memiliki layanan khusus seperti try out atau persiapan UN, tapi sehari-hari kami membekali siswa untuk mampu menyerap pelajaran di kelas,” kata Sugihardjo.
Sikap Proaktif
Kepala SMAN 8 Jakarta Nahdiana menjelaskan, SMAN 8 bersikap proaktif untuk menanyakan mekanisme baru SNMPTN. Dia mengaku tidak masalah dengan penghapusan jalur tulis di SNMPTN 2013. SMAN 8 mendafatarkan seluruh siswa kelas XII sebanyak 417 anak untuk mengikuti SNMPTN.
“Manajemen kami mengikuti perkembangan yang ada saat ini,” kata Nahdiana.
Direktur BTA Grup Hasahatan Manullang mengatakan siswa seharusnya memiliki strategi dalam menentukan pilihan program studi (prodi) dan PTN. Berdasarkan pengalaman, ada siswa yang sangat pintar justru tidak lulus SNMPTN karena memilih prodi dan PTN dengan persaingan sangat ketat. Oleh karena itu, siswa seharusnya tidak hanya mempertimbangkan nilai individu tetapi juga persaingan di prodi dan PTN tersebut.
“Biasanya untuk pilihan pertama SNMPTN, kami persilakan siswa memilih sesuai cita-citanya, tapi untuk pilihan kedua kami arahkan dia lebih realistis,” kata Hasahatan.
JAKARTA - Nilai rapor siswa menjadi penentu utama dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2013. Karena itu, guru dan kepala sekolah diminta bersikap profesional dalam memberikan nilai kepada siswa. Tidak boleh ada manipulasi atau katrol nilai agar siswanya bisa diterima di sebuah PTN.
Ketua Bidang Teknologi Informasi dan Pelaksanaan SNMPTN 2013 Herry Suhardiyanto mengatakan, terjadi perdebatan sangat keras di kalangan rektor-rektor PTN terkait validitas nilai rapor. Namun, para rektor akhirnya sepakat memberi kepercayaan kepada guru dengan tetap menguji nilai rapor siswa berdasarkan peringkat sekolah dan prestasi alumni.
“Nilai siswa adalah ukuran evaluasi yang bersangkutan. Itu adalah cerminan prestasi siswa. Kalau guru memanipulasi justru itu wujud tidak bertanggung jawab kepada anak didiknya,” kata Herry yang merupakan rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) saat seminar berjudul Jalan Menuju PTN 2013, Begin Your Success Today yang digelar oleh Bimbingan Tes Alumni (BTA) Grup SMAN 8 Jakarta, Minggu (3/2).
Herry mengakui bobot nilai siswa di suatu sekolah belum tentu sama dengan sekolah lain. Dia mencontohkan nilai delapan di sekolah A tidak sama dengan nilai delapan di sekolah B. Oleh karena itu, penerimaan SNMPTN 2013 tidak hanya mengandalkan nilai rapor tetapi juga hasil ujian nasional (UN) dan secara khusus indeks prestasi (IP) alumni dari sekolah yang bersangkutan.
“Para rektor PTN sepakat untuk membuat database nilai secara nasional, termasuk berisi prestasi alumni di PTN. Kami akan saling berbagi informasi prestasi alumni. Data ini akan sangat berharga sekali,” ujarnya.
Herry mengatakan, IPB cukup teruji dalam menggelar ujian masuk lewat jalur undangan. Sebab, IPB sudah menerapkan jalur undangan selama 30 tahun. Dalam SNMPTN 2013, IPB menerima 60 persen siswa dari jalur undangan, 30 persen dari jalur Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan 10 persen dari ujian mandiri. Penerimaan siswa ke IPB lewat jalur undangan ditentukan oleh nilai rapor dan data prestasi alumni dan sekolah yang disusun dalam Peringkat Akademik (Perak). IPB mencatat prestasi 1.500 sekolah di dalam data Perak.
“Lewat Perak, kami bisa memperkirakan siswa dari sekolah mana saja yang bisa diterima di IPB,” kata Herry.
Sementara itu, menurut Pendiri BTA Grup dan anggota Komite Sekolah SMAN 8 Sugihardjo, perubahan mekanisme dalam SNMPTN 2013 tidak berpengaruh kepada popularitas bimbingan belajar (bimbel). Meskipun SNMPTN 2013 sepenuhnya memakai jalur undangan, namun PTN tetap memiliki jalur SBMPTN dan ujian mandiri yang sifatnya tertulis. Selain itu, bimbel juga berperan untuk membantu siswa menyerap pelajaran di kelas.
“Kami memang memiliki layanan khusus seperti try out atau persiapan UN, tapi sehari-hari kami membekali siswa untuk mampu menyerap pelajaran di kelas,” kata Sugihardjo.
Sikap Proaktif
Kepala SMAN 8 Jakarta Nahdiana menjelaskan, SMAN 8 bersikap proaktif untuk menanyakan mekanisme baru SNMPTN. Dia mengaku tidak masalah dengan penghapusan jalur tulis di SNMPTN 2013. SMAN 8 mendafatarkan seluruh siswa kelas XII sebanyak 417 anak untuk mengikuti SNMPTN.
“Manajemen kami mengikuti perkembangan yang ada saat ini,” kata Nahdiana.
Direktur BTA Grup Hasahatan Manullang mengatakan siswa seharusnya memiliki strategi dalam menentukan pilihan program studi (prodi) dan PTN. Berdasarkan pengalaman, ada siswa yang sangat pintar justru tidak lulus SNMPTN karena memilih prodi dan PTN dengan persaingan sangat ketat. Oleh karena itu, siswa seharusnya tidak hanya mempertimbangkan nilai individu tetapi juga persaingan di prodi dan PTN tersebut.
“Biasanya untuk pilihan pertama SNMPTN, kami persilakan siswa memilih sesuai cita-citanya, tapi untuk pilihan kedua kami arahkan dia lebih realistis,” kata Hasahatan.
editor: de
sumber: beritasatu