Pekarangan Taman Budaya di Jalan Teuku Umar, Setui, Banda Aceh |
KLUETMEDIA | BANDA ACEH - Peserta Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI kecewa karena arena di Taman Budaya yang dijadikan tempat kegiatan gebyar seni terlihat kumuh dan kotor sehingga terkesan tidak ada pengurusnya.
Pekarangan Taman Budaya di Jalan Teuku Umar, Setui, Banda Aceh itu, Sabtu (21/9), misalnya, di beberapa sudut gedung dan panggung terlihat sampah-sampah berserakan. Toilet taman budaya yang dijadikan sebagai tempat pagaleran seni itu juga dipenuhi sampah dan mengeluarkan aroma tak sedap.
“Saya rasa panitianya tidak siap membuat acara ini,” keluh salah satu peserta teater asal Aceh Barat, T Nasruddin MA.
Menurutnya, di antara ketidaksiapan panitia tersebut adalah saat anggota teaternya hendak melakukan gladi di dalam gedung pagelaran, ternyata pintunya tertutup, sehingga mereka terpaksa menghubungi panitia.
Dia juga menyayangkan tidak terurusnya taman budaya karena banyak didapati sampah di setiap sudut. “Kami tadi terpaksa harus membersihkan ruangan lebih dulu karena banyak sekali sampah,” ujarnya sambil menunjukkan tumpukan sampah di toilet.
Hal sama diungkapkan peserta kaligrafi yang tidak mau disebutkan namanya yang menganggap tidak selayaknya tempat kotor seperti ini dijadikan sebagai ajang pagaleran. “Sebelum mulai melukis kami harus membersihkan sendiri sampah-sampah supaya nyaman,” katanya.
Mereka mengharapkan kepada pihak terkait agar taman budaya dirawat dengan baik. Apalagi ini merupakan tempat pagelaran seni berbagai budaya di Aceh. Taman budaya menjadi lokasi beberapa kegiatan seni dalam ajang PKA VI di antaranya teater, rebana, kaligrafi dan seni ukir. (de)
Pekarangan Taman Budaya di Jalan Teuku Umar, Setui, Banda Aceh itu, Sabtu (21/9), misalnya, di beberapa sudut gedung dan panggung terlihat sampah-sampah berserakan. Toilet taman budaya yang dijadikan sebagai tempat pagaleran seni itu juga dipenuhi sampah dan mengeluarkan aroma tak sedap.
“Saya rasa panitianya tidak siap membuat acara ini,” keluh salah satu peserta teater asal Aceh Barat, T Nasruddin MA.
Menurutnya, di antara ketidaksiapan panitia tersebut adalah saat anggota teaternya hendak melakukan gladi di dalam gedung pagelaran, ternyata pintunya tertutup, sehingga mereka terpaksa menghubungi panitia.
Dia juga menyayangkan tidak terurusnya taman budaya karena banyak didapati sampah di setiap sudut. “Kami tadi terpaksa harus membersihkan ruangan lebih dulu karena banyak sekali sampah,” ujarnya sambil menunjukkan tumpukan sampah di toilet.
Hal sama diungkapkan peserta kaligrafi yang tidak mau disebutkan namanya yang menganggap tidak selayaknya tempat kotor seperti ini dijadikan sebagai ajang pagaleran. “Sebelum mulai melukis kami harus membersihkan sendiri sampah-sampah supaya nyaman,” katanya.
Mereka mengharapkan kepada pihak terkait agar taman budaya dirawat dengan baik. Apalagi ini merupakan tempat pagelaran seni berbagai budaya di Aceh. Taman budaya menjadi lokasi beberapa kegiatan seni dalam ajang PKA VI di antaranya teater, rebana, kaligrafi dan seni ukir. (de)
sumber: analisa/foto:analisa