BANDA ACEH - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Nasir Jamil mengibaratkan persoalan Aceh Leuser Antara- Aceh Barat Selatan (ALA-ABAS) seperti sebuah konflik rumah tangga.
Ibarat anak kecil yang sedang cemburu kepada sang kakak atau sebaliknya karena tidak mendapatkan perhatian ayah atau ibu. Maka dia menilai wajar saja jika ada yang merajuk atau sampai ingin pergi dari rumah.
"Cemburukan dia bisa marah-marah, bisa pukul meja, bisa bergulig-guling atau bahkan bisa melempar kaca rumah. Kadang-kadang sampai juga kepada ancaman mau kabur dari rumah," kata Nasir Jamil, Selasa Sore, 23 April 2013.
Isu ALA ABAS, kata dia, hanya ditunggangi untuk kepentingan politik semata. Menurutnya isu tersebut kerap muncul menjelang pesta demokrasi atau pemilihan kepala daerah.
"Secara tata kepemerintahan keterwakilan saya liat hari ini sudah terakomodir. Sumber Daya Manusia yang ada di Aceh sudah terwakilkan. Keadilan pemerataan sudah dilakukan. Isu ini selalu muncul menjelang pemilihan legislatif, setelah itu hilang dia," katanya.
Aktor di balik munculnya isu tersebut, kata dia, merupakan orang-orang yang mempunyai kepentingan semata.
"Orang-orang ini ingin mengkomunikasikan akan merealisasikan ini, menjual isu ini untuk kepentingan politik, macam dan sebagainya. Aktornya juga pemain lama, lagunya juga lagu lama, penyanyi juga penyanyi lama dan kemudian dinyanyikan menjelang pemilu legislatif, pemilu kepala daerah," katanya.[AP]
