JAKARTA - Kementerian Agama RI membantah kabar adanya pemotongan terhadap beasiswa Bidikmisi yang diterima 2.100 mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) se-Indonesia tahun 2012. Mereka beralasan, kekurangan penyaluran beasiswa karena keterbatasan anggaran di Kemenag.
Kasubdit pengembangan Akademik Pendidikan Tinggi Islam Kemenag, M Zain menyebutkan, pada tahun 2010 Kemendikbud menyertakan 28 PTAIN dengan kuota sebanyak 1.370 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Tahun 2011 menyertakan 28 PTAIN dengan kuota 2.010 mahasiswa.
Nah, pada akhir tahun 2011 Kemendikbud menyerahkan pengelolaan program Bidikmisi bagi mahasiswa PTAIN kepada Kementerian Agama. Selajutnya, pada tahun 2012 Kementerian Agama menetapkan 32 PTAIN sebagai Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP) Bidikmisi dengan jumlah kuota 2.100 mahasiswa.
"Pembiayaan mahasiswa Bidikmisi yang direkrut Kementerian Agama tahun 2012, awalnya belum tersedia pagu anggaran, namun diupayakan dengan mengajukan pagu anggaran pada APBN-P 2012," kata M Zain, Senin (18/3).
Persoalan muncul ketika anggaran yang diharapkan tersedia pada APBN-P 2012 ternyata tidak berhasil diperoleh, yang disebabkan tidak jadinya kenaikan harga BBM saat itu. Maka jalan keluar yang diambil saat itu dengan merevisi anggaran kegiatan lain.
"Tapi karena anggaran yang terbatas mengakibatkan dana yang dapat disalurkan hanya Rp.4.650.000 dari seharusnya Rp6.000.000 yang diterima setiap mahasiswa. Nah, kekurangan Rp.1.350.000 lagi akan disalurkan pada tahun 2013 ini," jelas M Zain.
Bahkan untuk tahun 2013, tambahnya, Kemenag menetapkan 52 PTAIN sebagai PTP program Bidikmisi PTAI, dengan jumlah kuota sebanyak 2.215 mahasiswa, dan anggaran untuk ini sudah tersedia dalam DIPA masing-masing PTAIN.
Diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa PTAIN se Indonesia yang tergabung dalam Lingkar Bidikmisi (Lingdiksi) mengeluhkan pemotongan dan keterlambatan penyaluran beasiswa Bidikmisi mereka pada tahun 2012. Masalah ini menjadi topik utama saat Lingdiksi menggelar Kongres di Malang beberapa hari lalu.(/jpnn)
Kasubdit pengembangan Akademik Pendidikan Tinggi Islam Kemenag, M Zain menyebutkan, pada tahun 2010 Kemendikbud menyertakan 28 PTAIN dengan kuota sebanyak 1.370 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Tahun 2011 menyertakan 28 PTAIN dengan kuota 2.010 mahasiswa.
Nah, pada akhir tahun 2011 Kemendikbud menyerahkan pengelolaan program Bidikmisi bagi mahasiswa PTAIN kepada Kementerian Agama. Selajutnya, pada tahun 2012 Kementerian Agama menetapkan 32 PTAIN sebagai Perguruan Tinggi Penyelenggara (PTP) Bidikmisi dengan jumlah kuota 2.100 mahasiswa.
"Pembiayaan mahasiswa Bidikmisi yang direkrut Kementerian Agama tahun 2012, awalnya belum tersedia pagu anggaran, namun diupayakan dengan mengajukan pagu anggaran pada APBN-P 2012," kata M Zain, Senin (18/3).
Persoalan muncul ketika anggaran yang diharapkan tersedia pada APBN-P 2012 ternyata tidak berhasil diperoleh, yang disebabkan tidak jadinya kenaikan harga BBM saat itu. Maka jalan keluar yang diambil saat itu dengan merevisi anggaran kegiatan lain.
"Tapi karena anggaran yang terbatas mengakibatkan dana yang dapat disalurkan hanya Rp.4.650.000 dari seharusnya Rp6.000.000 yang diterima setiap mahasiswa. Nah, kekurangan Rp.1.350.000 lagi akan disalurkan pada tahun 2013 ini," jelas M Zain.
Bahkan untuk tahun 2013, tambahnya, Kemenag menetapkan 52 PTAIN sebagai PTP program Bidikmisi PTAI, dengan jumlah kuota sebanyak 2.215 mahasiswa, dan anggaran untuk ini sudah tersedia dalam DIPA masing-masing PTAIN.
Diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa PTAIN se Indonesia yang tergabung dalam Lingkar Bidikmisi (Lingdiksi) mengeluhkan pemotongan dan keterlambatan penyaluran beasiswa Bidikmisi mereka pada tahun 2012. Masalah ini menjadi topik utama saat Lingdiksi menggelar Kongres di Malang beberapa hari lalu.(/jpnn)