Salah satu tarian khas Aceh Selatan |
KLUET MEDIA | TAPAKTUAN - Kontingen Aceh Selatan mengikutsertakan 502 personel pada pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI di kompleks Taman Sri Safituddin Banda Aceh, pada 20-29 September 2013.
Mereka terdiri atas tokoh dan pemangku adat/budaya, seniman, ofisial dan panitia dari berbagai asal daerah dan etnis Kluet, Aneuk Jamee dan Aceh.
Bupati Aceh Selatan HT. Sama Indra, SH di Tapaktuan, Sabtu, (14/9), di sela-sela gladi bersih pawai budaya PKA VI Aceh Selatan, mengatakan, di antara tokoh yang akan ditampilkan terdapat “Tuan Tapa”, tokoh yang akan diperankan oleh Bestari Raden.
Menurut bupati, Tuan Tapa, bagi sebagian besar masyarakat Aceh Selatan, khususnya Tapaktuan, dikenal sebagai tokoh yang meleganda yang menginspirasi penabalan nama Tapaktuan, Ibukota Aceh Selatan.
“Kisah Tuan Tapa diyakini sebagai cerita yang tidak terpisahkan dari berdirinya kota Tapaktuan,” katanya.
Disebutkn, kontingen PKA VI Aceh Selatan akan menampilkan berbagai atraksi budaya mulai dari adat perkawinan suku Aneuk Jamee dan Aceh hingga perlombaan permainan tradisional rakyat, penampilan seni dan budaya serta pameran benda peninggalan sejarah masa lalu dan pameran hasil pertanian rakyat setempat.
Landok Sampot
Tarian tradisinal yang merupakan milik asli suku Kluet di pedalaman Aceh Selatan yakni Tari Landok Sampot juga ikut digelar di event budaya empat tahunan di Aceh itu. Beragamnya atraksi budaya, permainan rakyat serta kesiapan masyarakat Aceh Selatan dalam mengikuti PKA VI ini, bupati pantas optimis untuk maraih predikat juara.
“Pokoknya juaralah, kalaupun tidak juara umum sebagaimana PKA IV lalu, tetapi paling tidak kita tidak akan mengulangi kegagalan kontingen Aceh Selatan pada PKA V,” katanya menyebut motto PKA VI Aceh Selatan “Menggali, menumbuhkan dan melestarikan”.
Memperkuat keberadaan budaya dalam kehidupan sehari-hari menjadi tujuan keikutsertaan Aceh Selatan pada pekan budaya Aceh tersebut, sehingga kehidupan masyarakat daerah ini akan lebih berbudaya guna meningkatkan etos kerja dalam pelaksanaan pembangunan. (m/ma/de/anl)
Mereka terdiri atas tokoh dan pemangku adat/budaya, seniman, ofisial dan panitia dari berbagai asal daerah dan etnis Kluet, Aneuk Jamee dan Aceh.
Bupati Aceh Selatan HT. Sama Indra, SH di Tapaktuan, Sabtu, (14/9), di sela-sela gladi bersih pawai budaya PKA VI Aceh Selatan, mengatakan, di antara tokoh yang akan ditampilkan terdapat “Tuan Tapa”, tokoh yang akan diperankan oleh Bestari Raden.
Menurut bupati, Tuan Tapa, bagi sebagian besar masyarakat Aceh Selatan, khususnya Tapaktuan, dikenal sebagai tokoh yang meleganda yang menginspirasi penabalan nama Tapaktuan, Ibukota Aceh Selatan.
“Kisah Tuan Tapa diyakini sebagai cerita yang tidak terpisahkan dari berdirinya kota Tapaktuan,” katanya.
Disebutkn, kontingen PKA VI Aceh Selatan akan menampilkan berbagai atraksi budaya mulai dari adat perkawinan suku Aneuk Jamee dan Aceh hingga perlombaan permainan tradisional rakyat, penampilan seni dan budaya serta pameran benda peninggalan sejarah masa lalu dan pameran hasil pertanian rakyat setempat.
Landok Sampot
Tarian tradisinal yang merupakan milik asli suku Kluet di pedalaman Aceh Selatan yakni Tari Landok Sampot juga ikut digelar di event budaya empat tahunan di Aceh itu. Beragamnya atraksi budaya, permainan rakyat serta kesiapan masyarakat Aceh Selatan dalam mengikuti PKA VI ini, bupati pantas optimis untuk maraih predikat juara.
“Pokoknya juaralah, kalaupun tidak juara umum sebagaimana PKA IV lalu, tetapi paling tidak kita tidak akan mengulangi kegagalan kontingen Aceh Selatan pada PKA V,” katanya menyebut motto PKA VI Aceh Selatan “Menggali, menumbuhkan dan melestarikan”.
Memperkuat keberadaan budaya dalam kehidupan sehari-hari menjadi tujuan keikutsertaan Aceh Selatan pada pekan budaya Aceh tersebut, sehingga kehidupan masyarakat daerah ini akan lebih berbudaya guna meningkatkan etos kerja dalam pelaksanaan pembangunan. (m/ma/de/anl)